Benteng (Fort) Rotterdam
ORANG Makassar zaman dulu menjuluki benteng ini panyua yang berarti penyu. Arsitektur Benteng Fort Rotterdam memang unik, menyerupai penyu menghadap ke Selat Makassar. Kondisi benteng yang dibangun abad ke-16 itu masih kokoh dan terawat baik.
Artikel ini telah dipindahkan ke lokasi ini...SEJARAH SINGKAT FORT ROTTERDAM
Benteng Fort Rotterdam awalnya bernama Benteng Ujungpandang (Jumpandang). Dibangun pada masa Raja Gowa IX, Tumapa'risi Kallona, pada tahun 1545 atau setahun sebelum perombakan Benteng Somba Opu dilakukan. Benteng ini dibangun menghadap langsung ke Selat Makassar.
Pembangunan Benteng Ujungpandang baru selesai saat Gowa dipimpin Tunipalangga Ulaweng, Raja Gowa X. Sama seperti Benteng Somba Opu, Benteng Ujungpandang awalnya adalah benteng tanah liat. Jika Benteng Somba Opu berfungsi sebagai kota raja, Benteng Ujungpandang berfungsi sebagai basis militer.
Pada tahun 1634, Raja Gowa XIV, I Mangngarangi Daeng Manrabia yang bergelar Sultan Alauddin, menyempurnakan bangunan Benteng Ujungpandang menjadi benteng tembok. Setahun kemudian menambah dinding di pintu gerbang sehingga menyerupai bentuk seekor penyu. Oleh orang Makassar saat itu, benteng ini dijuluki panyua.
Sebagai negeri maritim yang langsung menghadap laut, para Raja Gowa sadar akan pentingnya sistem pertahanan. Benteng Ujungpandang adalah satu dari 17 benteng yang dibangun berjajar sepanjang garis pantai Makassar. Beberapa yang lain seperti Benteng Panakukkang, Benteng Anak Gowa, dan Benteng Barombong.
48 tahun setelah VOC (Verenidge Oost-Indische Compagnie)membenamkan pengaruhnya di Sulawesi, pecah Perang Makassar. Perang besar itu berkecamuk antara tahun 1655 hingga 1669. Perlawanan terhadap VOC yang ingin memonopoli perdagangan nusantara dipimpin oleh Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangappe yang bergelar Sultan Hasanuddin.
Benteng Ujungpandang direbut oleh VOC pada hari Selasa, 18 Nopember 1667. Pasukan Gowa yang masih hidup lari dan bergabung di Benteng Somba Opu yang terletak di sebelah selatan Benteng Ujungpandang. Dua tahun kemudian, Sultan Hasanuddin yang bertahan di dalam Benteng Somba Opu kalah dan menandatangani Perjanjian Bungaya.
Setelah kekalahan itu, 16 benteng yang dimiliki Kerajaan Gowa dihancurkan. Termasuk Benteng Somba Opu. VOC hanya menyisakan satu benteng, yaitu Benteng Ujungpandang yang dijadikan sebagai basis militer mereka. Oleh pemimpin pasukan Belanda, Admiral Cornelis Janszoon Speelman, nama Benteng Ujungpandang diganti menjadi Fort Rotterdam.
Referensi:
www.indonesia.go.id
www.budaya.sulsel.go.id
0 comments:
Post a Comment
Anda punya komentar terhadap tulisan ini?