Selamat Datang di Makassar


Makassar adalah Ibu Kota Sulawesi Selatan. Kota ini memiliki banyak tempat menarik, pulau-pulau eksotis, pantai yang indah, kesenian yang atraktif, hiburan, dan kuliner khas. Makassar juga merupakan pintu gerbang wisata lainnya di Sulawesi, seperti Tana Toraja, Bunaken, dan Wakatobi.

Makassar dapat dijangkau melalui udara atau laut. Banyak penerbangan langsung ke Makassar, satu jam dari Bali dan Surabaya, dua jam dari Jakarta. dan tiga jam dari Kuala Lumpur. Info selengkapnya

Gereja Katedral Makassar

KOTA Makassar memiliki prestasi baik dalam hal toleransi beragama. Meski mayoritas warga kota ini adalah muslim, Kristiani tetap tumbuh subur. Gereja Katedral Makassar adalah gereja tertua di Sulawesi dan sekaligus menjadi simbol dari toleransi itu.

Artikel ini telah dipindahkan ke lokasi ini...

SEJARAH SINGKAT GEREJA KATEDRAL MAKASSAR

Ketika Sultan Hasanuddin berkuasa di Kesultanan Gowa, terjadi migrasi warga asing dari Malaka setelah benteng portugis di sana runtuh. Tahun 1658, Pastor Fernendez Navarette masuk Makassar. Ia adalah pastor pertama di kota ini. Fernandez diperlakukan dengan baik oleh pejabat kerajaan dan mendapat keleluasaan menjalankan tugasnya.

Pada bulan Juni 1669, pasukan Gowa terjepit oleh pasukan Belanda di Benteng Somba Opu. Sultan Hasanuddin terpaksa menerima opsi menyerah dengan menandatangani Perjanjian Bungaya. Isi perjanjian itu menegaskan hak monopoli VOC (Verenidge Oost-Indische Compagnie), serikat dagang Belanda di Hindia timur.

Fernandez mengalami kesulitan akibat perjanjian itu. Sebab, Belanda memaksa Sultan Hasanuddin mengusir warga asing selain Belanda. Umat Katolik tidak bebas lagi menjalankan kegiatan. Barulah pada tahun 1806, kebebasan beragama dapat dirasakan lagi di Makassar. Saat itu, negeri Belanda ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte.

Tahun 1892, Pastor A Asselbergs SJ menetap di Makassar dan menyewa salah satu rumah di Heerenweg (kini Jl Sultan Hasanuddin) untuk digunakan sebagai tempat kebaktian. Pada 1895 ia membeli sebidang tanah di Komedistraat (kini Jl Kajaolalido). Enam tahun kemudian, Sultan Qadir Aiddin, Raja Gowa XXXII, mengizinkan pembangunan gereja di lokasi itu. Sekarang ini menjadi Gereja Katedral Makassar.

Pada 13 April 1937, wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara dijadikan Prefektur Apostolik Makassar oleh Sri Paus di Roma. Prefektur ini dipercayakan kepada misionaris Celebes Mission dengan Mgr Martens sebagai prefek. Pada 13 Mei 1948 menjadi Vikariat Apostolik Makassar dan 3 Januari 1961 menjadi Keuskupan Agung Makassar.

Pada tahun 1943, Kota Makassar dibombardir tentara Sekutu. Akibatnya, beberapa bagian gereja rusak. Para dermawan mengucurkan bantuan untuk memperbaiki dengan mengirimkan kaca jendela glasir berwarna yang memberikan nuansa khas katedral.


Referensi
Suara Pembaruan
www.geocities.com

0 comments:

Post a Comment

Anda punya komentar terhadap tulisan ini?

Labels


  © Blogger template 'Contemplation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP